Sabtu, 26 November 2011

landasan pendidikan


LANDASAN PENDIDIKAN INDONESIA
RASNI ABD. KADER

Abstrak: Pendidikan sebagai ilmu bersifat multidimensional baik dari segi filsafat (epistemologis, aksiologis, dan ontologis) maupun secara ilmiah. Teori yang dianut dalam sebuah praktek pendidikan sangat penting, karena pendidikan menyangkut pembentukan generasi dan semestinya harus dapat dipertanggungjawabkan. Proses pendidikan merupakan upaya mewujudkan nilai bagi peserta didik dan pendidik, sehingga unsur manusia yang dididik dan memerlukan pendidikan dapat menghayati nilai-nilai agar mampu menata perilaku serta pribadi sebagaimana mestinya. Sebagai contoh, dalam wacana keindonesiaan pendidikan semestinya berakar dari konteks budaya dan karakteristik masyarakat Indonesia, dan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia yang terus berubah. Menurut Kusuma (2007), hal ini berarti bahwa sebaiknya pendidikan tidak dilakukan kecuali oleh orang-orang yang mampu bertanggung jawab secara rasional, sosial dan moral.


Kata kunci : landasan, pendidikan indoneisa
Pendahuluan
Landasan diibaratkan sebagai pondasi rumah yang berdiri untuk menahan tekanan beban yang begitu berat, agar tetap bertahan pada pendiriannya dan prinsip kekuataan serta kejiwaan yang penuh pengajaran didalam pendidikan yang mampu menimbulkan pengetahuan secara mendalam .
Pendidikan merupakan topik yang senantiasa menarik untuk dikaji dan dikembangkan, baik secara teoritis dan praktis maupun secara filosofis. Teori dan praktik dalam dunia pendidikan mengalami perkembangan seiring dengan semakin meningkatnya peradaban manusia. Kalau dahulu pendidikan dapat berlangsung melalui interaksi antara manusia, di zaman modern ini pendidikan dapat berlangsung melalui interaksi dengan teknologi. Dalam hal ini, ruang dan waktu seolah tidak lagi menjadi pembatas dalam interaksi antara manusia termasuk dalam dunia pendidikan.didalam pendidikan Indonesia yag sesuai dengan UUD ketatapan peraturan Indonesia mempunyai landasan yang artinya sebagai pondasi kehidupan untuk masa depan bagi pemuda pemudi Indonesia untuk mewujudkan impian Indonesia agar bisa tercapai dengan hasil baik
Pendidikan, pada dasarnya adalah proses kumunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dan generasi ke generasi.
Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya tidak lepas dari keterbatsan-keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan.
. Pembahasan

Landasan  marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan.

1.      Landasan Filosofis
Berbicara tentang landasan filosofis pendidikan berarti  berkenaan dengan tujuan filosofis suatu praktik pendidikan sebagai sebuah ilmu. Oleh karena itu, kajian yang dapat dilakukan untuk memahami landasan filosofis pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan filsafat ilmu yang meliputi tiga bidang kajian yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi. Menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005), landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan
• Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna dan hakekat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah pokok; apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan dsb.


2. Landasan sosiologis
• Secara sosiologis pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda mengembangkan diri
• Lembaga pendidikan dengan kegiatannya yang sistematis sengaja dibentuk oleh masyarakat

3. Landasan Kultural
• Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan diwariskan dan dikembangkan dengan jalan pendidikan
• Sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan ditentukan oleh kebudayaan masyarakat di mana proses pendidikan itu berlangsung


4. Landasan psikologis
• Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan
• Pemahaman terhadap perkembangan kepribadian akan sangat bermanfaat untuk pendidikan, utamanya dalam membantu setiap peserta didik mengembangkan/mematangkan intelektualnya, spiritualnya dan emosiaonalnya.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis
• Pendidikan serta IPTEK mempunyai kaitan yang sangat erat, sebab pendidikan sangat berperan dalam pewarisan dan pengembangan IPTEK
• Perkembangan IPTEK dan masyarakat harus diakomodir dan direspon positif oleh lembaga pendidikan

Selain landasan yang terterah diatas yang di temukan oleh parah ahli, di Indonesia landasan juga tercatat sebagai ketentuan dan termasuk dalam aturan yang mendasar . landasan itu terbagi dalam:
1. Landasan Hukum Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.a. Pendidikan menurut Undang-Undang 1945Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hokum tertinggi di Indonesia.Pasal – pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajar Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.an nasional, yang diatur dengan Undang – Undang.b. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar – akarnya mengenai pendidikanAgar uraian tentang filsafat pendidikan ini menjadi lebih lengkap, berikut akan dipaparkan tentang beberapa aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia ini. Aliran itu ialah :1. Esensialis2. Parenialis3. Progresivis4. Rekonstruksionis5. EksistensialisFilsafat pendidikan Esensialis bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad – abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah suatu kebenaran secara kebetulan saja. Tekanan pendidikannya adalah pada pembentukan intelektual dan logika.Filsafat pendidikan Parenialis tidak jauh berbeda dengan filsafat pendidikan Esensialis. Kalau kebenaran yang esensial pada esensialis ada pada kebudayaan klasik dengan Great Booknya, maka kebenaran Parenialis ada pada wahyu Tuhan. Tokoh filsafat ini ialah Agustinus dan Thomas Aquino.Demikianlah Filsafat Progresivisme mempunyai jiwa perubahan, relativitas, kebebasan, dinamika, ilmiah, dan perbuatan nyata. Menurut filsafat ini, tidak ada tujuan yang pasti. Tujuan dan kebenaran itu bersifat relative. Apa yang sekarang dipandang benar karena dituju dalam kehidupan, tahun depan belum tentu masih tetap benar. Ukuran kebenaran ialah yang berguna bagi kehidupan manusia hari ini. Tokoh filsafat pendidikan Progresivis ini adalah John Dewey.Filsafat pendidikan Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme, yang menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus diperbaiki (Callahan, 1983). Mereka bercita – cita mengkonstruksi kembali kehidupan manusia secara total.Filsafat pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adalah eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan komitmennya sendiri.
(Syamsul bahri M.pd)
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengerian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat manusia. Pendidikan seolah terjerembab dalam ketersesatan lembaga penyelenggara pendidikan yang menggunakan pola pikir linier dan arogansi dalam memetakan masa depan (Harefa, 2000). Pendidikan terutama diorientasikan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan dalam menjalankan tugas professional dan tugas-tugas lain dalam kehidupan. Namun, Seiring gencarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun mengalami perkembangan yang pesat. Sebagaimana adanya, perkembangan dalam dunia pendidikan terinspirasi melalui semakin meningkatnya kesadaran eksistensial praktisi dan pemikir pendidikan yakni hakekat diri sebagai manusia
Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pembicaraan tentang pendidikan tidak pernah lepas dari unsure manusia. Dari beberapa pendapat tentang pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif.
Pendidikan, pada dasarnya adalah proses kumunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dan generasi ke generasi.

Pendidikan sebagai gejala universal, merupakan suatu keharusan bagi manusia , karena selain pendidikan sebagai gejala, juga sebagai upaya memanusiakan manusia.
Menurut George F. Knelled Ledi dalam bukunya yang berjudul Of Education (1967:63), pendidikan dapat dipandang dalam arti teknis, atau dalam arti hasil dan arti proses. Dalam artinya yang luas pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan pertumbuhan atau perkembangan jiwa (mind), watak (character), atau kemampuan fisik (physical Ability) individu, pendidikan dalam arti ini berlangsung terus menerus (seumur hidup) kita sesungguhnya dan pengalaman seluruh kehidupan kita (George F. Knelled, 1967:63) dan pendidikan, Demands A. kualitative concept of experience (Frederick Mayyer, 1963:3-5).
Menurut Wen (2003), di zaman yang berbeda-beda tuntutan terhadap talenta dan spesialisasi individu juga berbeda-berbeda. Zaman agrikulutur menuntut orang bekerja keras dan mencari nafkah lewat kerja fisik, zaman industri menuntut standarisasi dan tidak menekankan kualitas dan talenta individual, dan zaman internet adalah zamannya untuk membebaskan kualitas-kualitas khusus individual yang seringkali tertindas di zaman industri. Oleh karena itu, seharusnya sifat dan kualitas pendidikanpun berubah sesuai zaman dan harus diletakkan landasan bagi pendidikan beraspek multi.

Didalam pendidikan Indonesi harus sesuai dengan pengajaran yang bermutu dan bisa  mendidik para pemuda yang masa akan datang. Di dalam pengertian bahwa sebagai memberi nasihat, petujnjuk, mendorong agar rajin belajar, memberi motivasi, menjelaskan sesuatu atau ceramah, melarang prilaku yang tidak baik, menganjurkan dan menguatkan perilaku yang baik, dan menilai apa yang telah dipelajari anak, itu bisa dilakukan oleh semua orang. Dan tidak perlu susah-susah membuat pendidik menjadi profesional. Tetapi mendidik seperti ini apakah dapat menjamin anak-anak akan berkembang sempurna secara batiniah dan lahiriah?

Mendidik adalah membuatkan kesempatan dan menciptakan situasi yang kondusif agar anak-anak sebagai subjek berkembang sendiri. Mendidik adalah suatu upaya membuat anak-anak mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal. Berarti mendidik memusatkan diri pada upaya pengembangan afeksi anak-anak, sesudah itu barulah pada pengembangan kognisi dan keterampilannya. Berkembangnya afeksi positif terhadap belajar, merupakan kunci keberhasilan belajar berikutnya, termasuk keberhasilan dalam meraih prestasi kognisi dan keterampilan. Bila afeksi anak sudah berkembang secara positif terhadap belajar, maka guru, dosen, orang tua, maupun anggota masyarakat tidak perlu bersusah-susah membina mereka agar rajin belajar. Apapun yang terjadi mereka akan belajar terus untuk mencapai cita-cita. Inilah pengertian yang benar tentang mendidik. Melakukan pekerjaan mendidik seperti ini tidaklah gampang. Hanya orang-orang yang sudah belajar banyak tentang pendidikan dan sudah terlatih mampu melaksanakannya.
.

.Penutup

Kesimpulan :
Sebagai manusia yang bermutu,Indonesia harus mempunyai struktur kepemimpinan dan motivasi kerja keras supaya bumi pertiwi ini bisa menjadikan para pendidik dan penerus masa yang akan datang. Dan sebagai ketentuanya Negara ini harus mengupayakan agar pendidikan tetap berjalan semaksimal mungkin serta landasan yang utuh untuk kemajuan generasi mudah dan bangsa  yang gemilang dan harapan yang mampu bersaing di Era pendidikan  dan teknologi

Rujukan
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://meilanikasim.wordpress.com/2008/12/01/makalah-landasan-pendidikan/




landasan pendidikan

Jumat, 18 November 2011



UNSUR UNSUR PENDIDIKAN

 

Rasni Abd. Kader

 

 

Abstark ; system pembelajaran di suluruh bidang ilmu pengetahuan , aspek yang paling pertama itu harus meliputi ‘unsur unsur pendidikan ‘.Dengan adanya unsur pendidikan maka semua proses pembelajaran mulai dari tingkat rendah sampai dengan jenjang tingkat perguruan tinggi akan berjalan dengan sempurna dan bisa membawa suatu wahana  pembekalan baru bagi peserta didik untuk mampu megembangkan potensi nilai dan struktur pendidikan.  pendidikan merupakan suatu wujud pembelajaran bagi kepribadian seseorang untuk menjadi orang yang bermutu dan membawa kemajuan bagi peserta didik agar bisa terkontrol dengan penuh tanggung jawab dengan mengahasilkan kemajuan pendidikan untuk masa depan para peserta didik yang terkendali.tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui tentang unsure – unsure pendidikan.metode yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil studi pustaka menyipulkan bahwa unsure-unsur pendidikan merupakan pembentukan dari segala aspek untuk proses pembelajaran yang terstruktur demi mengembangkan ilmu pengetahuan yang  memeliki nilai- nilai dan tata cara tersendiri, untuk potensi antara pendidik dengan peserta agar teracapainya kemajuan dan demi melangsunkan cita-cita kehidupan abadi serta penopang ilmu pengetahuan. 

 

Kata kunci ; Unsur unsur pendidikan


A.         PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengerian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat manusia. Pendidikan seolah terjerembab dalam ketersesatan lembaga penyelenggara pendidikan yang menggunakan pola pikir linier dan arogansi dalam memetakan masa depan (Harefa, 2000). Pendidikan terutama diorientasikan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan dalam menjalankan tugas professional dan tugas-tugas lain dalam kehidupan. Namun, Seiring gencarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun mengalami perkembangan yang pesat. Sebagaimana adanya, perkembangan dalam dunia pendidikan terinspirasi melalui semakin meningkatnya kesadaran eksistensial praktisi dan pemikir pendidikan yakni hakekat diri sebagai manusia.Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pembicaraan tentang pendidikan tidak pernah lepas dari unsure manusia. Dari beberapa pendapat tentang pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Syamsul bahri 2008

Pengertian pendidikan menurut ki hajar dewantara:
Pendidikan merupakandaya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempaurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarkat.
Unsur  unsur merupakan bagian suatu  pembentukan proses, dimana proses itu dapat berjalan dalam perkembangan dengan pembelajaran  yang sesuai dengan instruksi yang terkait untuk di kaji dalam sistematikan itu sendiri,serta unsur itupun juga menghasilkan suatu penemuan terkendali dengan program tertentu secara terdepan yang harus di lalui. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui unsure-unsur pendidikan

B.         METODE
Metode yang di gunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi pustaka, dimana penulis mencari sumber – sumber dari warnet untuk di telaah.

C.         HASIL DAN PEMBAHASAN  
Unsur-Unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1.          Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2.          Orang yang membimbing (pendidik)
3.          Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4.          Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5.          Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6.          Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7.          Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

1.          Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
o   Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
o   Individu yang sedang berkembang.
o   Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
o   Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.  
2.          Orang yang membimbing (pendidik)
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3.          Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4.          Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah unutk mencerdaskan kehidupan bangsa, demi melangsungkan proses pembelajaran sebagai motivasi peserta untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mengembangkan potensi kemandirian agar tercapainya cita-cita kehidupan.
5.          Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
6.          Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.


D.         PENDAPAT PENULIS
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran menuju pembekalan bagi seseorang untuk menunjang masa depan, sebagai wahana pendorong cita-cita untuk menghasilkan potensi pengembanga yang bermutu. Dan mempunyai nilai unsur yang  terkendali untuk  mendapatkan ilmu pengetahuan yang berkualitas.

E.         PENUTUP
Kesimpulan :
Unsur – unsur pendidikan merupakan suatu proses pembentukan yang terkendali untuk mengontrol pendidikan yang sudah terlakasana dan dikembangkan dengan ilmu pengetahuan demi tercapainya suatu wujud cita-cita bagi pendidik dan para pesertanya yang ingin melangsunkan potensi semangat kemampuan serta ketrampilan yang masa akan dating.

Saran :
Saran saya adalah untuk menjadi seorang pendidik  memberikan pembelajaran kepada peserta harus mempunyai motivasi yang bermutu dan potensi pembekalan yang ideal, mempuyai semangat yang menjunjung tinggi nilai – nilai pendidikan  Dan harus di ikuti prosedurnya pemerintah yang telah di terapkan oleh UUD  agar pandidikan tetap terlaksana dengan baik, Supaya bagi pesertanya juga mendapat tuntunan pendidikan yang optimal sebagai bekal hidupnya.

Rujukan

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Tamalene .2011.Bahan ajar pengantar  pendidikan. FKIP Unkhair. Tidak diterbitkan
 ________, 2011.Unsure – unsure pendidikan (online) http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/01/unsur-unsur-pendidikan.html  diakses senin 17 oktober 2011.7:25 PM
________, 2011 unsur unsure pendidikan ( online ) http://www.infodiknas.com/pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan-2/ diakses Rabu 19 oktober 2011 6:45 PM
Wawan Junaidi, 2010 .pengertian  pendidikan  (online) http://wawan-satu.blogspot.com/2010/11/pengertian-pendidikan.html diakses selasa 15 november 2011 9:25 PM